Setelah meninggal beberapa saat yang lalu, menurut orang yang "bisa" melihat, seorang wanita ngintil
di belakang kakaknya yang perempuan. Menurut orang itu di alam sana ia
"tidak diterima" dimana-mana. Kasihan, doa orang yang masih hidup
rupanya tidak membuatnya happy.
Sesuai dengan agama yang dianutnya, seharusnya ia sedang "menunggu"
di alam tertentu, menanti hari kiamat, hari kebangkitan, atau hari
pengadilan.
Menurut konsep Buddhis, setelah meninggal dunia maka manusia segera terlahir di alam neraka, di alam binatang, di alam peta, di alam asura, di alam manusia atau di alam dewa/bharma. (Yang telah mencapai tingkat arahat tidak akan dilahirkan lagi)
Apabila telahir di alam dewa/brahma, ia tidak mungkin ia
gentayangan di bumi, karena kehidupan di alam dewa (surga) sangat
menyenangkan.
Apabila terlahir di alam manusia, ia tidak mungkin gentayangan di
bumi, karena seharusnya ia sedang menjadi janin dalam rahim seorang ibu,
bersiap-siap untuk dilahirkan.
Apabila terlahir di alam asura, ia tidak akan ngintil di belakang kakaknya yang perempuan, karena seharusnya ia sedang bertarung memperubutkan daerah kekuasaannya.
Apabila terlahir di alam neraka, ia tidak mungkin gentayangan di
bumi, karena ia sedang terkurung dan tersiksa, amatlah menderita.
Apabila terlahir di alam binatang, ia tidak mungkin gentayangan di
bumi, karena seharusnya ia masih menjadi telur yang bersiap-siap untuk
menetas, atau menjadi ulat yang bersiap-siap untuk bermetamorfosis atau
dalam rahim induknya.
Jadi yang paling mungkin ia sedang berada di alam peta atau alam setan. Yang terbaik adalah menyelenggarakan upacara pattidana (pelimpahan jasa) untuknya, dengan harapan agar ia turut ber-mudita citta dan terlahir kembali di alam-alam yang lebih luhur (tentu tergantung dari simpanan karma baiknya sendiri). Semoga.
Dalam agama Buddha, yang sudah mati masih menjadi "urusan" sanak keluarganya yang masih hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar